TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak muda berbondong-bondong mendaki gunung dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah film seperti 5 cm dan Gie turut mempopulerkan kegiatan ini. Jika dalam dua film itu, terlihat pendakian gunung dilakukan secara kelompok, nyatanya terdapat orang-orang yang melakukannya seorang diri.
Pendakian secara solo memang berbahaya, namun sejumlah orang tetap melakukannya dengan berbagai persiapan. Mereka umumnya telah memiliki pengalaman melakukan pendakian yang cukup banyak sebelumnya. Sebut saja, pengamat politik Rocky Gerung, 60 tahun. Ia tercatat pernah melakukan pendakian di trek Mardi Himal di Nepal yang memiliki ketinggian 4.500 meter di atas permukaan laut.
Baca: Terjebak Seminggu, Pendaki Gunung Bertahan Hidup di Gua Salju
Rocky menyatakan pendakian di Nepal menyenangkan karena turis biasa pun bisa naik sampai ke ketinggian 3-4 ribu di atas permukaan laut. “Ada tempat istirahat, kalau tak mampu naik ke ketinggian 6 ribu mdpl, bisa berhenti di 3 ribu mdpl.” Ia juga menginjakkan kaki ke Gunung Elbrus di Rusia yang memiliki ketinggian 5.642 meter di atas permukaan laut. Ia menyatakan saat pendakian terjadi badai dan suhunya sangat dingin serta terdapat salju yang tebal.
Di Indonesia, Rocky setidaknya pernah mendaki Gunung Semeru, Gunung Rinjani, Gunung Ciremai, Gunung Kerinci. Rocky mengilustrasikan mendaki gunung bagaikan menikmati sebuah orkestrasi musik dalam bentuk bunyi-bunyian yang ada di hutan. “Angin, ciutan burung, desis ular, lahan yang patah karena terinjak, itu semua orkestrasi.” Ia bercerita cukup sering mendaki gunung sendiri ke Gunung Gede dan Gunung Pangrango.
Baca: 31 Tahun Hilang, Jasad Pendaki Gunung Elbrus Rusia Ditemukan
Mantan vokalis dan gitaris grup band indie Captain Jack asal Yogyakarta, Muhammad Dani Fedriadi alias Momo, 30 tahun, juga telah melakukan pendakian solo sejak 2015. Ia memulainya dengan mendaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Kesendirian berawal dari keisengannya namun akhirnya menjadi candu tersendiri. “Aku belum pernah melakukan hal yang kusenangi sendirian,” ujarnya kepada Tempo, Kamis lalu.
Momo bercerita mengenai pendakian solo pertamanya di Gunung Merbabu. Ia menghadapi hujan deras serta angin kencang dan di tengah suasana seperti itu dirinya harus memasang tenda seorang diri. Namun mendaki sendirian baginya seperti proses pembersihan isi kepala dan hati sehingga bisa merasakan apa yang diinginkan dan mendengarkan jelas suaranya. “Setiap bulir air hujan yang jatuh bisa dinikmatin. Itu candu yang parah.”
Keinginan merasakan kesunyian juga membawa Dicky Satriya Hutomo, 26 tahun, seorang pekerja swasta di Ungaran, Jawa Tengah, mendaki gunung seorang diri. Gunung Sumbing di Jawa Tengah menjadi pilihannya. Meski baru pertama kali mendaki gunung secara solo, ia merasakan suasana gunung bisa membuatnya merenung dan bertafakur. “Lebih mengena saja momennya,” katanya kepada Tempo, Rabu lalu.
Sebagai pendaki solo, Youtuber dengan 10 ribu subscriber ini tentu merasa kesepian saat itu terlebih itu adalah pengalaman pertamanya. Begitu dijalani, ia merasa menemukan arti ketenangan yang sesungguhnya, namun bukan berarti dirinya seorang antisosial.
Ketika bertemu dengan pendaki lain, Dicky akan bersosialisasi dengan mereka dan saling berbagi informasi soal gunung itu seperti risiko dan kendala yang kerap terjadi, kondisi pendakian, cuaca, dan estimasi waktu pendakian. “Selama berkemah di pos 4 Watu Kotak saya berinteraksi dengan tetangga tenda, minum kopi bersama dan salat berjamaah.”